Monday, October 20, 2014

TERBODOHKAN OLEH PERASAAN



TERBODOHKAN OLEH PERASAAN

Makin banyaknya pengguna facebook khususnya kita mudah untuk melihat aktifitas para pengguna. Baik yang dikenal secara langsung atau sekadar di dunia maya. Banyak kegiatan dari pengguna yang bisa meresahkan sehingga mincul konflik sesama pengguna.

Beberapa tahun lalu saat saya menerima tawaran menyanyi di orang hajatan menikah di Singapura dan panggilan dari PH untuk audisi syuting FTV di Jakarta belum ramai pengguna facebook yang terbodohkan oleh perasaan yang mungkin tidak suka atau justri iri. Namun tidak saya ekspresikan di sosmed karena pada tahun itu belum ramai yang memiliki sikap saling sikut ketenaran dan kebenaran.

Pekerjaan apa pun yang ditulis di keterangan facebook misalnya; Director, Modelling, Owner, dll bukan suatu dosa sehingga orang lain memasalahkan apa yang ditulis oleh si pengguna. Pasti si pengguna facebook sudah paham akan posisinya berada. Misalnya dulu saya menyebutkan direktis apakah itu suatu tindak kejahatan yang menipu orang? Tentu saja bagi orang-orang yang tidak suka lain pula tanggapannya.

Jangankan merasa senang melihat aktifitas orang atau teman-teman di sekitar lingkungan kita tinggal mengucapkankan kalimat ‘selamat’ saja seperti terpaksa. Pernah suatu hari saya menuliskan kalimat yang tidak setuju dengan adanya sikap orang bisa ditentukan lewat kalimat yang ditulisnya. Jelas saya menolak hal demikian karena tidak masuk logika 100% bagaimana kita tahu sifat seseorang di balik maya, sedangkan skenario nyata kita tidak mengetahuinya.

Jadi prosesnya pada hati masing-masing. Memiliki jiwa baik, mau tampil baik, atau memang sudah baik dari sananya kita tidak akan pernah tahu. Jika kita bisa memanfaatkan sosmed dengan baik pasti banyak manfaatnya.


[] 

Thursday, October 9, 2014

UNCLE BANGLA-OLEH: ZAHIRA HASSAN

Uncle Bangla
Oleh: Zahira Hassan (Flash True Story)

Tiba-tiba HP-ku bergetar di dalam saku celanaku.
“Hi, Zahira, I put some food four your dinner tonight in the rubbish bin.”
Ternyata SMS dari Uncle Supra teman baikku.

Hemm …, sekelibat aku teringat akan kenangan dulu. Uncle Supra yang bau badannya menyengat dan kulitnya hitam legam. Namun dengan kebaikan hatinya—aku merasa bersyukur, Tuhan telah mengirim dia untuk menjadi teman baikku.

Dulu, aku merupakan salah satu TKW yang kurang beruntung. Bahkan untuk menyambung hidup aku terpaksa hampir setiap hari mengais sisa-sisa makanan bekas majikan untuk mengganjal perutku.

Hingga pada suatu hari tidak ada orang yang bisa kumintai pertolongan. Di depan rumah majikan kulihat ada seorang lelaki berwarga Bangla yang bekerja di dekat rumah majikan. Karena sangat lapar aku meminta sedikit makanan darinya. Sejak itulah Uncle Supra mengerti kondisiku bekerja yang kurang beruntung dari segi makanan.

Dan sejak pertemananku dengan Uncle Supra—setiap harinya dia sering menaruh makanan yang dibungkus plastik dan meletakkannya di dekat tempat sampah. Aku juga sering meminta tolong padanya untuk membelikanku roti dengan cara yang sama—menaruh uangnya di dekat tempat sampah.

Mungkin ada yang tidak percaya dengan pengalaman kerjaku dahulu. Tapi itulah kenyataan yang kualami. Uncle Supra berbeda dengan lelaki Bangla lainnya yang kadang memberi harus memberi imbalan balik pula—dan kadang imbalan seksual.

Sejak aku pindah majikan, aku tidak pernah lagi bertemu dengan Uncle Supra. Di manapun saat ini berada semoga Tuhan selalu melindungi Uncle Supra. Semoga suatu hari nanti aku bisa bertemu lagi dengan Uncle Supra dan melihat kondisi kerjaku yang tidak terkungkung seperti dahulu.

Serangoon, Oktober 2012

[]