Wednesday, March 10, 2010

MELIHAT JAKARTA 8

Angin meniup dengan mesra di pesisiran laut widarapayung.akhirnya tercapai juga niat jalan-jalan bersama.di pasir laut yang kering ku berdiri menyawang deru ombak yang bergelutan sambil berkejar-kejaran.
Sari =thankz yah udah mau ngajak kami kesini.
Segar =sebenarnya ku sudah lama ingin kita bisa seperti ini.
Sari =maafin gua yah?
Segar =kesalahan kamu emang sudah banyak tapi aku selalu ada untuk as my sister.
Sari memelukku,Girang dan Putri turun dari naik kuda,kelihatannya mereka nampak gembira sebagai kekasih.

Udara di pantai memang sejuk tapi cerah matahari bagai memanggang kepalaku yang sudah tidak tahan lagi dengan panasnya surya.
kami berteduh di warung sambil mengisi perut.penjual pecel mengingatkan aku dengan seseorang yang lama sudah tidak pernah ku mendengar suaranya.
Girang =enak banget pecelnya loe nggak makan Gar?
Segar =aku pesan bakso.
Putri =share yah..?
Segar =sure..
Sari =loe ikut kami ke Bandung kan ?
Segar =aku pasti nyusul...jangan khawatir.
Girang =ingat Gar,loe nggak sendiri,ada gua..
Putri =gua..
Sari =dan gua....yang akan menjadi saudara loe.
Segar =aku senang dan aku pasti bisa dan selalu yang lebih baik dari hari ini jika esok masih
ada hari untukku.

Sore nya mereka berangkat naik kereta api jurusan bandung ku hanya bisa mengantarkan mereka sampai di stasiun kroya saja. aku mampir di warnet membuka email dan facebook sudah lama tidak menyapa dengan maya.ku lihat foto kenangan di laut widarapayung dan jembatan Baturaden sungguh indah aura kami tersorot. ingin ku upload tapi biarlah kenangan ini hanya untuk kami saja.

bertambah gelap dunia ku mampir ke mall JADIBARU, bersujud menyerahkan jiwaku pada Yang Esa.Selesai salat ku melihat-lihat vcd di lantai satu,mendengarkan musik bisa meredakan sakit kepalaku,baru besok pagi ku berangkat ke rumah temanku yang di di cilacap. Ku hanya bisa berpesan cintailah hidup,sayangilah nyawa dan hargailah persahabatan jangan merasa broken home ataupun broken heart karena itu dapat merusak otak dan jiwamu. Seperti ku sendiri seorang anak perempuan yang telah ditelantarkan tapi itu semua ada takdir yang harus memilih kehidupan mana jalan yang harus dituju dan sekarang ku masih di jalan yang lurus.Tunggulah aku di Jakarta lagi,seperti masih luas yang belum ku lihat.ku hanya main sebentar di rumah temanku ,sorenya ku langsung menuju ke kota impian. Ku berdiri dekat pintu kereta api sambil ku teriakan.....''Jakarta Gua datang lagiiiiiiiiiiiiiiiiii................''.
Ada yang melihat dan tersenyum kepadaku.

BERSAMBUNG
tunggu kelanjutan MELIHAT JAKARTA DUA.

Thursday, March 4, 2010

MELIHAT JAKARTA 7

Ku tinggalkan rumah sakit lagi untuk mengambil Manisa di kantor polisi. kenapa jalan hidupku jadi ribet begini sih,kenapa pula ku ke jakarta seperti tidak ada tempat lain lagi untuk main.Sampai disana kekecewaan lagi yang ku dengar dari polisi,kenapa polisi lengah sih ngasih anak kepada orang lain ya walaupun itu ibu nya tapi aku kan yang nitipin di kantor polisi. aku jadi panas baram melihat pak polisi itu,kalau dia bukan polisi pasti sudah ku bikin benjol mukanya biar merasakan pukulanku.

Dilampu perempatan merah banyak ku lihat banci-banci menghibur pengemudi jalan raya.Ada seorang anak kecil perempuan ku pandang dari jauh aku fikir itu Manisa.Sekarang ku tak tahu harus bagaimana lagi apa aku harus meninggalkan jakarta atau membawa manisa dari ibunya yng kaki botol dan nafsu lelaki.Ku merenung di pinggir jalan menatap langit yang gelap tak bersahabat.Bagaimana nasib manisa kalau harus tinggal bersama ibunya bisa-bisa dia dijual untuk membayar hutang Laris.Aku harus mengambil keputusan secepatnya dan ku percaya keputusan ku adalah yang terbaik buat masa depan manisa.

Ku turun dari taxi langsung masuk kerumah yang tidak dikunci,di kursi tua kulihat Laris sedang merokok.
Segar =dimana manisa?. Dia masih diam tidak membalas pertanyaan ku.entah apa yang tergambar di raut wajahnya sedih atau bahagia aku tidak tahu.Setetes air mata jatuh di pipi nya. jangan sampai aku menjadi hiba,ku keraskan lagi suaraku.
Segar =DIMANA MANISA...!
Laris =gua...bukan ibu yang baiiik.....(menangis).
Segar =dimana manisa...?
Laris =A..ll....
Sudah ku bisa membaca maksud huruf itu langsung aku keluar menghadang taxi meluncur ke tempat alex kumpul bersama orang-orangnya yang dungu.

Ku pandang sekeliling gedung yang sepi tidak mungkin aku salah arah.''WOOOW....!
Alex =mau anak ini?
Suara itu membalikkan tubuh ku .
Alex =hebat...(tepuk tangan) gua salut dengan keberanian loe datang kesini.
Segar =dimana manisa?
Alex =tenang,santai dulu...dia akan baik-baik saja kalau loe ada duit 5jt malam ini juga.
Segar =soal duit gampang manisa nya dulu serahkan ke gua.
Alex = ini nggak main-main sayang 5jt malam ini...?
Segar =gua nggak tahu agama loe apa tapi ku berani bersumpah demi Allah malam ini 5jt.
Alex menatapku serius mungkin dia fikir aku bercanda,orang-orangnya juga keluar dari sarangnya mirip babi semua.
Adit =loe bisa bawa dia pergi tapi besok jam delapan pagi gua tunggu di terminal.
Alex =gila loe yah! bisa saja dia kabur.
Adit =dia nggak bakalan kabur, kalian tadi juga dengar sendiri dia berani bersumpah demi
Tuhannya.
Alex =ok..besok pagi jam delapan loe bawa duitnya,gua percaya sama loe.
Manisa =kakak.....(manisa memelukku).
Alhamdulilah lega juga berurusan dengan cecunguk-cecunguk itu,hidup sudah susah masih saja dibuat susah,tapi ku merasa ada yang tidak kena dengan adit kenapa dia meminta besok jam delapan ku menyerahkan duaitnya padahal ku bisa ambil di ATM jika bank sudah tutup.
Ku mengajak manisa makan di warung pinggir jalan.
Segar =enak nggak...?
Manisa=bangeet kak...!
Adit muncul di depan duduk kami,bukannya besok hari kita bertemu lagi, lalu apa dia minta di traktir makan.
Adit = ini dompet loe mungkin terjatuh waktu loe bawa sari.
Langsung fikiranku blank sekal...aku sudah salah sangka menilainya.Jadi itulah alasannya kenapa adit meminta besok saja ku menyerahkan uangnya,rupanya dia masih mempunyai hati. andai saja ku menyanggupi uang lima juta itu pasti aku yang sial ATM menyatu dalam dompet tapi tidak di dalam tasku.
Adit =ya sudah gua cabut dulu,enjoy makannya.(adit mengusap kepala manisa).
ku keluar mencari adit tapi sudah tidak kelihatan,tapi ada suara dari belakang.
Adit =nggak usah bilang thankyou lagi...
aku tersenyum rupanya dia masih disekitaran warung. tuntas belum kelar juga belum, jarak masih sangat panjang tapi bumi bertambah panas terus.banyak peristiwa yang bisa menyadarkan hati kita tapi banyak juga yang menghindar darinya.
Esok harinya tepat jam delapan aku menemui alex ditempat yang di janjikan bertemu. uang lima juta sudah ku siapkan dalam amplop cokelat.setelah ku serahkan uangnya ku membawa manisa ketempat yang lebih baik buatnya daripada tinggal bersama ibunya yang rusak. semoga saja Laris bisa menyadari hidupnya yang kelam untuk menuju lebih baik lagi.

Alam yang indah akan selalu indah bila manusianya juga indah. Manisa merasa senang bisa tinggal di pesantren.awalnya dia agak takut tapi setelah melihat para santri ber qasidah dia jadi tertarik dan senang mau tinggal di pesantren.
Segar =kakak pasti jenguk manis ok...!
Manisa =manisa nggak ingin kakak untuk janji tapi manisa ingin kakak selalu ingat manisa, kalau kakak ingat manisa pasti kakak akan datang jenguk manisa disini.
Segar =kakak pasti ingat,belajar yang rajin yah.....
Manisa =iya kak,manisa pasti belajar dengan rajin.
Angin nampak gembira juga rasanya dia ikut mengiringi langkah manisa untuk sampai di kamarnya dan bersalaman,berkenalan dengan santri yang lain.
Ku kembali lagi menengok keadaan putri,dia juga sudah baikkan begitu pula dengan sari dia sudah bisa berjalan-jaln di sekitar rumah sakit.aku senang bisa melihat hidup mereka menjadi berarti lagi.

Tuesday, March 2, 2010

MELIHAT JAKARTA 6

Dan ku terus berlari mungkin sampai jauh dari rumah sakit. Nafas ku sudah lelah dan kaki ku terasa pegal rasanya tidak kuat lagi untuk berlari. ''Segar...''. Suara itu sudah ku kenal.
Girang =loe kenapa?
Segar =gua dikejar sama orangnya Alex.
Girang =mereka pasti kehilangan jejakmu.
Segar =loe yakin?
Girang =yakin banget,setiap orang yang masuk tempat ini sulit untuk di kejar lagi.
Segar =kenapa?
Girang hanya memberikan isyarat kepala saja.ku merasa lega juga di depan jalan ada penjagaan polisi.ku bisa meluruskan kaki walau sejenak.

Aku dan Girang pergi kerumah sakit bersama,senang juga bisa punya teman seperti Girang.Dia banyak bercerita kenapa dia juga bisa sampai di jakarta. ternyata dunia ini memang kelam,kalau kita tidak bisa merelung jalan yang baik pasti kita bakalan tersesat terus dan akhirnya akan hancur.
Girang =nama adik gua Sari, udah lebih dari tiga tahun dia menghilang dan dengar kabar
terakhir dia di jakarta.
Segar =Sari....(ku jadi berfikir dengan teman ku sari)
loe punya foto dia?
Girang membuka dompet dan memperlihatkan foto adiknya,orangnya sama dengan yang ku cari tapi ku masih belum mengatakannya.
Girang =gua sengaja dari bandung ke jakarta cuma untuk nyari adik gua.
Segar =udah ketemu?
Girang =belom,jakarta kan luas.
Segar =terus kenapa waktu itu loe lari-lari dikejar sama orang-orangnya Alex?
Girang =urusan cowok nggak perlu loe tahu Gar.
Segar =obat yah?
Girang =gua lihat mereka lagi main dan gua lihat Putri ada disana gua coba bawa dia pergi tapi
dia nggak mahu akhirnya ya berantem terus gua kabur.
Segar =gua yakin adik loe pasti ketemu.
Sampi kami di rumah sakit,ku masuk ke ruang inap Putri.Manisa tidak kelihatan. ''manisa...'' aku mencari-cari dia tapi tidak ada di sekitar ruangan.ku tanyakan pada suster tapi juga tidak tahu.
Segar =put...loe bisa dengar gua kan...(putri mengangguk),dimana manisa?
Putri coba membuka tutup oksigen di mulutnya.Dengan suara yang lirih dia berusaha untuk mengatakan dimana manisa.
Putri =A.....l..lleex....(Putri menggenggam tangan ku erat).
Segar =Girang tolong jagain Putri.
Girang =biar gua yang cari manisa.
Segar =jangan Girang,kemungkinan adik loe bakalan disini.
Girang =darimana loe yakin?
Segar =kita berdoa saja untuk yang terbaik.
Girang =hati-hati Gar.
Aku pergi dari rumah sakit,bajingan sekali memang Alex,mahunya apa sih dia sama orang-orangnya yang dungu.Malam nampak mendung lagi ,
tolong lah awan berikan sinar rembulan dan bintang-bintang Mu, aku tidak peduli malam sudah mulai turun gerimis-gerimis mungil.
Aku datangi tempat Sari bekerja,suara musik memecahkan rasa letihku.
Alex =loe kesini juga.
Segar =dimana manisa?
Alex =apa gua nggak dengar.
Aku menarik tangan Alex keluar dari pub.wajah panas mirip gampar tentang api neraka terlukis di matanya Sari melihat hingga tak konsen dengan gerakan sexsinya.
Alex =loe mau cari gara-gara lagi haaagh....!
Segar =gua cuma mau Manisa loe kembalikan.
Alex =gampang,loe bayar dulu hutang ibunya.
Segar =Edan koe yah!
Alex =apa loe bilang?dengar yah sebenarnya gua nggak suka kekerasan sama cewek,apalagi
loe berjilbab haram banget kalau gua sentuh.
Segar =tai loe...!
Alex =wow...cantik-cantik berjilbab kok ngomongnya kasar begitu sih.
Segar =dimana manisa?
Sari =Alex....anak kecil loe bawa-bawa yah,nggak punya hati banget sih loe.
(sari membawa manisa keluar),''kakak...!
Sari =bawa dia pergi Gar.
Alex =tunggu dulu. PRAAAK......! Alex menampar pipi Sari . Aku dan manisa terus lari,aku yakin sari akan baik-baik saja.
langkah kami di cegah oleh polisi.
Polisi = ada apa kalian lari-lari di jalan besar begini?
Aku dan manisa diam hanya suara desahan rasa capek kami.
Polisi =ayo jawab,kenapa diam.
Segar =jangan mentang-mentang anda polisi terus mau ikut campur masalah kami deh pak.
Polisi itu terus melihatiku tidak berkemedip.Akhirnya ku punya ide ku titipkan manisa di pos polisi dan ku kembali ke tempat Sari.

gerimis terus mulai bertambah,setengah bajuku hampir basah dan ku lihat tubuh yang tergeletak bersender di tembok langsung ku menghampirinya.''Sari....''
''Segaaar.............''.Ya Allah,wajahnya penuh dengan darah,begitu juga dengan hidungnya masih meler darah segar keluar.

Girang kelihatan pucat wajahnya pasti dia merasa khawatir dengan kondisi adiknya.
Segar =girang,sabar yah.
Girang =bener apa kata loe Gar,adik gua pasti bakalan kesini,tapi bukan dengan keadaan yang
begini.
Aku juga tidak tahu takdirnya seperti begini,tadinya ku berharap kalau sari bakalan datang menjenguk putri bukan malah harus dirawat dan dioperasi karena hidungnya yang remuk. Tapi ku hanya seorang hamba yang hanya bisa berdoa dan memohon petunjuk yang Kuasa.
Kini ku bisa melihat mereka dari sebalik cerita kaca.