Thursday, March 4, 2010

MELIHAT JAKARTA 7

Ku tinggalkan rumah sakit lagi untuk mengambil Manisa di kantor polisi. kenapa jalan hidupku jadi ribet begini sih,kenapa pula ku ke jakarta seperti tidak ada tempat lain lagi untuk main.Sampai disana kekecewaan lagi yang ku dengar dari polisi,kenapa polisi lengah sih ngasih anak kepada orang lain ya walaupun itu ibu nya tapi aku kan yang nitipin di kantor polisi. aku jadi panas baram melihat pak polisi itu,kalau dia bukan polisi pasti sudah ku bikin benjol mukanya biar merasakan pukulanku.

Dilampu perempatan merah banyak ku lihat banci-banci menghibur pengemudi jalan raya.Ada seorang anak kecil perempuan ku pandang dari jauh aku fikir itu Manisa.Sekarang ku tak tahu harus bagaimana lagi apa aku harus meninggalkan jakarta atau membawa manisa dari ibunya yng kaki botol dan nafsu lelaki.Ku merenung di pinggir jalan menatap langit yang gelap tak bersahabat.Bagaimana nasib manisa kalau harus tinggal bersama ibunya bisa-bisa dia dijual untuk membayar hutang Laris.Aku harus mengambil keputusan secepatnya dan ku percaya keputusan ku adalah yang terbaik buat masa depan manisa.

Ku turun dari taxi langsung masuk kerumah yang tidak dikunci,di kursi tua kulihat Laris sedang merokok.
Segar =dimana manisa?. Dia masih diam tidak membalas pertanyaan ku.entah apa yang tergambar di raut wajahnya sedih atau bahagia aku tidak tahu.Setetes air mata jatuh di pipi nya. jangan sampai aku menjadi hiba,ku keraskan lagi suaraku.
Segar =DIMANA MANISA...!
Laris =gua...bukan ibu yang baiiik.....(menangis).
Segar =dimana manisa...?
Laris =A..ll....
Sudah ku bisa membaca maksud huruf itu langsung aku keluar menghadang taxi meluncur ke tempat alex kumpul bersama orang-orangnya yang dungu.

Ku pandang sekeliling gedung yang sepi tidak mungkin aku salah arah.''WOOOW....!
Alex =mau anak ini?
Suara itu membalikkan tubuh ku .
Alex =hebat...(tepuk tangan) gua salut dengan keberanian loe datang kesini.
Segar =dimana manisa?
Alex =tenang,santai dulu...dia akan baik-baik saja kalau loe ada duit 5jt malam ini juga.
Segar =soal duit gampang manisa nya dulu serahkan ke gua.
Alex = ini nggak main-main sayang 5jt malam ini...?
Segar =gua nggak tahu agama loe apa tapi ku berani bersumpah demi Allah malam ini 5jt.
Alex menatapku serius mungkin dia fikir aku bercanda,orang-orangnya juga keluar dari sarangnya mirip babi semua.
Adit =loe bisa bawa dia pergi tapi besok jam delapan pagi gua tunggu di terminal.
Alex =gila loe yah! bisa saja dia kabur.
Adit =dia nggak bakalan kabur, kalian tadi juga dengar sendiri dia berani bersumpah demi
Tuhannya.
Alex =ok..besok pagi jam delapan loe bawa duitnya,gua percaya sama loe.
Manisa =kakak.....(manisa memelukku).
Alhamdulilah lega juga berurusan dengan cecunguk-cecunguk itu,hidup sudah susah masih saja dibuat susah,tapi ku merasa ada yang tidak kena dengan adit kenapa dia meminta besok jam delapan ku menyerahkan duaitnya padahal ku bisa ambil di ATM jika bank sudah tutup.
Ku mengajak manisa makan di warung pinggir jalan.
Segar =enak nggak...?
Manisa=bangeet kak...!
Adit muncul di depan duduk kami,bukannya besok hari kita bertemu lagi, lalu apa dia minta di traktir makan.
Adit = ini dompet loe mungkin terjatuh waktu loe bawa sari.
Langsung fikiranku blank sekal...aku sudah salah sangka menilainya.Jadi itulah alasannya kenapa adit meminta besok saja ku menyerahkan uangnya,rupanya dia masih mempunyai hati. andai saja ku menyanggupi uang lima juta itu pasti aku yang sial ATM menyatu dalam dompet tapi tidak di dalam tasku.
Adit =ya sudah gua cabut dulu,enjoy makannya.(adit mengusap kepala manisa).
ku keluar mencari adit tapi sudah tidak kelihatan,tapi ada suara dari belakang.
Adit =nggak usah bilang thankyou lagi...
aku tersenyum rupanya dia masih disekitaran warung. tuntas belum kelar juga belum, jarak masih sangat panjang tapi bumi bertambah panas terus.banyak peristiwa yang bisa menyadarkan hati kita tapi banyak juga yang menghindar darinya.
Esok harinya tepat jam delapan aku menemui alex ditempat yang di janjikan bertemu. uang lima juta sudah ku siapkan dalam amplop cokelat.setelah ku serahkan uangnya ku membawa manisa ketempat yang lebih baik buatnya daripada tinggal bersama ibunya yang rusak. semoga saja Laris bisa menyadari hidupnya yang kelam untuk menuju lebih baik lagi.

Alam yang indah akan selalu indah bila manusianya juga indah. Manisa merasa senang bisa tinggal di pesantren.awalnya dia agak takut tapi setelah melihat para santri ber qasidah dia jadi tertarik dan senang mau tinggal di pesantren.
Segar =kakak pasti jenguk manis ok...!
Manisa =manisa nggak ingin kakak untuk janji tapi manisa ingin kakak selalu ingat manisa, kalau kakak ingat manisa pasti kakak akan datang jenguk manisa disini.
Segar =kakak pasti ingat,belajar yang rajin yah.....
Manisa =iya kak,manisa pasti belajar dengan rajin.
Angin nampak gembira juga rasanya dia ikut mengiringi langkah manisa untuk sampai di kamarnya dan bersalaman,berkenalan dengan santri yang lain.
Ku kembali lagi menengok keadaan putri,dia juga sudah baikkan begitu pula dengan sari dia sudah bisa berjalan-jaln di sekitar rumah sakit.aku senang bisa melihat hidup mereka menjadi berarti lagi.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih.