PACARKU BL; SO WHAT?
Jelaga tak kisahkan siapa aku di sini. Selimut malam, telah
menghabisi sisa siangku dalam buncah raga. Salam-salam mesra membelai nakal.
Dalam kerumunan rerumput hijau yang kupijak dari sudut ke tepi. Bagai
menghitung sisa hari yang entah kapan waktunya.
“Cumbu aku di sini saja …” bisikan rayuan merasuki
pendengaran.
Hatiku yang berlubang membiarkan tiupan angin orange itu
meremas-remas dalam kenikmatan. Aku hanya butuh sesaat atau sekelimat
kumat-kamit demi tambahan untukku kantongi dan bawa pulang.
“Dear … wait?” tanganku memaksamu berhenti.
Tatkala mata-mata kamera memandang penuh keirian. Mereka
ingin mengabadikan momenku dan lelaki yang kupanggil ‘BL’ ;lelaki sementara.
Kenapa aku hanya menganggapnya sementara? Yah, karena kontrak yang mewajibkan
perasaan ini tak berlanjut lebih dalam lagi. Namun aku bisa ke jenjang buku
nikah bila mau. Namun, tidak … aku hanya ingin membalas luka lara dari lelaku
lalu; mantanku.
Ternyata tak kira hanya aku saja, bukan hanya BL saja dan BL
pun akan kalian temukan di bawah rel kereta api ini. Jejak senja membantu
panorama untuk kalian tangkap bila kalian menginginkan. Sebenarnya, aku tak
ingin kalian menjadi manusia kepo dengan segala urusan dosa manusia lainnya.
Namun aku hargai niat baik kalian yang ingin mengingatkan dengan berbagai cara.
Tanpa kalian sadari itu bisa mengancam kenyamanku di sini.
Seperti petang senja lalu. Kalian berpura-pura bergaya untuk
difoto. Sialnya aku yang tahu itu hanya berpura bodoh. Aku tetap menikmati kemesraan
di alam terbuka. Lalu kudengar tawa kalian yang lantang. Aku tidak tuli; teman
seperjuangan. Maafkanlah khilafku yang membuat kalian merasa terganggu.
“Kalau mau ciuman yo mbok cari kamar. Kami tidak masalah
kalian mau gerayakan tapi ngandang jangan di tempat terbuka seperti ini!”
Aku dengar keresahan kalian; teman seperjuangan. Sekali lagi
maafkanlah aku. Membuat nama kita tercoreng arang. Namun, aku sungguh kebelet
dalam rangsangan si lelaki bajingan. Jangan heran kalau aku memanggilnya bajingan.
Yah! Kalau dia lelaki yang baik dan mencintaiku pasti dia tidak akan
mempermalukanku di tempat umum ini; bawah rel kereta api ini. Suara senja
bahkan tak kupedulikan. Saat semuanya diwajibkan bersujud; itu tak terpikirkan
sama sekali.
Bahkan perlu kalian tahu, bukan hanya BL saja masih banyak
puluhan TKW sepertiku yang bercinta dengan orang luar lainnya. Namun media
seakan pilih kasih, kenapa hanya lelaki BL saja yang menjadi sorotan. Kadang
aku ingin marah, namun buat apa. Percuma aku melawan media yang kerap pilih
kasih.
Jangan salahkan cinta tapi salahkan kelakuan kami yang tidak
bisa menjaga maruah harga diri dan bangsa. Aku mengakui, aku dari segelintir
TKW yang suka mencari kerinduan di bawah rel kereta api atau bahkan di bawah
pohon besar, dekat Paya Lebar maupun Kallang. Terima kasih untuk teman-teman
seperjuangan yang mengingatkan kesadisan akibat hubungan terlarang ini. Doakan
aku untuk segera bertaubat.
Namun coba kalian lihatlah, ada temanku yang menikah dengan
BL dan memiliki anak, cinta mereka dibuktikan di agama dan Negara. Jadi jangan
menganggap sebelah mata, ada pasangan TKW-BL yang menikah, ada juga juga yang
hanya jadi pelampiasan nafsu. Sekali lagi kita hanya lakon yang penuh kehidupan
misteri.
Dan bukankah kalian tahu, hidup, mati, rezeki dan jodoh
sudah Allah tentukan. Jika jodohku orang BL karena bertemu di Singapura dimana
aku mengais rezeki, mengapa harus dikucilkan? Mengapa harus menghina pemberiaan
Allah? Aku hanya meminta pada Allah agar memberikan jodoh yang terbaik untukku,
itu saja. Dan semoga pacarku BL adalah lelaki baik dan tidak bersikap bajingan
lagi terhadapku. Karena dalam agamaku, pacaran itu dilarang.
Jika ada kesempatan; berikan aku kesempatan agar bertaubat.
[]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih.