Wednesday, January 27, 2016

TERIMA KASIH DEAR TEMAN-UCU SRI RAHAYU & WINDU LESTARI

Menjadi orang yang dianggap ‘tua’kan memang tidak mudah. Menjadi orang yang bisa disebut professional juga tidak segampang tersenyum. Namun tidak berarti aku merasa hebat dan banyak orang yang harus memujiku. No! No no!
            Aku selalu berusaha menempatkan posisi diri dengan baik. Tidak bisa mencampurpautkan masalah pribadi ke wadah sosial. Contohnya saja, dalam setiap acara, jika memang harus ada orang yang tidak kusukai, bukan lantas aku menghindar. No, bukan sejatiku demikian. Toh, biarlah orang lain menilaiku ini dengan rasa tanggung jawabku saja dalam bersosial. Karena aku tidak mencari musuh.
            Sebenarnya juga, aku tidak suka dibilang leader, yah, karena terasa membebani sekali jika dipikul seorang diri. Bukan karena tidak ada yang membantu namun, urusan dapur kerap membuatku menahan senyum. Bayang-bayang sabotase dari masa lalu kadang bisa datang tiba-tiba. Sehingga sulit bagiku untuk mudah membuka lebar-lebar hatiku. Namun bukan berarti aku menjadi mental yang tertutup. No!
Jika selama ini ada teman yang curhat soal pribadi, aku selalu berusaha menutup dengan baik. Walau sudah jarang berjalan bareng bukan berarti juga aku menyebarkan luas. Hanya sesal datang bila-bila waktu, jika hati mendadak sedih.
            Pernah suatu dulu ada teman yang curhat masalah percintaannya, berbeda agama dan tidak direstui, memanggilku sebutan ‘Kakak’ tapi entah mengapa mendadak memusuhiku. Pertanyaan besar bermain di otakku. Tapi biarlah, Allah tidak pernah tidur.
            Langit Allah masih ada, bumi Allah masih bisa dipijak. Aku isi pikiranku dengan hal-hal yang positif, tanpa perlu memikirkan omongan orang lain. Selagi itu tidak mengganggu kesehatan mentalku, biarlah mereka pada sibuk sendiri, mencari cara untuk membuatku jatuh.
            Dalam pandanganku, berteman itu tidak harus pilih-pilih namun harus pandai memilah-milah, hal-hal yang baik dan buruk dalam berteman. Jangan dimakan hal-hal yang tidak sehat, sehingga bisa merusak masa depan. Dunia ataupun akhiratnya juga.
            Bila ada orang yang mengatakan aku baik, bijaksana, dermawan, atau yang baik-baik, mungkin mereka menilaiku dari segi profesionalnya aku dalam menyelesaikan tanggung jawab. Bukan karena aku dekat dengannya atau hanya sekadar secangkir kopi. Tapi murni, aku tidak pernah membeda-bedakan orang dalam berteman.
            Ada kalanya aku harus diam, harus tegas, harus marah, harus odd (maksudnya apa sih Win? Hehehe), yah begitulah aku dalam berteman. Kalau ada salah dalam mengenal kalian, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya, mumpung masih bisa mengungkapkan isi hatiku.
            Ucu Sri Rahayu; Kamu tidak perlu menjadi wanita yang kuat sepertiku. Tapi jadilah dirimu sendiri, yang kelak bisa membahagiakan orang-orang yang kamu sayangi.
Dan Windu Lestari: Terima kasih banyak, uluran tanganmu, kesabaranmu dalam mengikuti arahanku yang memang juga bisa membingungkan. Tapi aku tahu, kamu cukup pintar untuk memilah-milah sehingga bisa menjadikan warna-warni pertemanan ini tetap terjaga indah seperti pelangi.
Ucu Sri Rahayu: “Pertama kenal Anung, dia seperti orang yang judes. Karena kalau melirik tajam, tapi kalau dah sering ketemu dia baik orangnya bijaksana, dermawan, saya senang kenal dengannya, saya jadi ada kegiatan baru yang positive yaitu menulis, dan darinyalah yang memberiku saran positive tentang masalahku, “Nobody else only you do that to me. Thank you very much, love Ucu.” [Finalist Putri Ungu PDSM 2015]
Windu Lestari: “Kak Anung itu fine. Multi talent, mungkin your confident yang membuat talent itu menjadi multi. At the same time you are so odd. Kadang menjadi leader yang baik tapi terkadang juga membingungi. Selain aku pribadi di luar sana juga ada beberapa orang yang mengungkapkan hal yang sama. Tidak suka ditegur di tempat umum. I meant you are mature enough. Dan malah tidak mengganggu hal-hal yang lainnya selain dari teguran itu tadi. Kita tetep hangout bareng, masih dalam acara bareng, and that's good. Its call professional. By the way, you are a good friend for me so far. Ya cuma itu saja, Kak Anung juga banyak memberi kontribusi yang positive untuk aku selama berteman. So let me say thanks for that, mumpung ada momentnya buat ngucapin, haha …. J” [Penulis di Buku Aku Bisa Karena Aku Wanita]






Love you all. Pesanku, jangan pernah berhenti menulis, entah itu dipublishkan atau dalam catatan diary. Suatu saat, itu akan menjadi kenangan paling indah dalam diri kalian. Melalui proses jemari untuk melukisnya. 

Singapura, 27/1/2016 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih.