Thursday, February 25, 2010

MELIHAT JAKARTA 3

Baru saja ku rebah ke kasur usang suara Manisa memanggilku.
Manisa =kakak pergi kemana baru pulang sudah jam tiga pagi?
Aku mengusap rambutnya,ternyata ku telah membangunkan anak kecil yang tengah tidur ini.
Selang tak lama suara pintu depan terbuka dengan keras,ku coba tuk melihatnya tapi Manisa memegan tanganku.
Manisa =pasti ibu.
Huufzzz...aku tidak mengerti dengan Laris, ibu seperti apa dia,anaknya tidak pernah diberi perhatian. aku pun mengajak Manisauntuk tidur lagi kalau emang benar ibunya yang pulang pasti dia lebih tahu daripada aku.

Kerikil-kerikil dijalan menambah rintangan duri jalan. di bawah terik matahari yang menyengat kulit,ku perhatikan dari jauh Manisa menenteng barang jajanan dari bus satu ke bus yang lain. Beratkah dunia untuknya...adilkah dunia bila seumur usianya sudah berjuang melawan hidup.Sulit mencari keadilan,bila ada keadilan yang nyata hanya pada Yang Kuasa.
Ulah manusia memang tidak jauh dari yang tidak baik ada-ada saja untuk mendapat uang.Di keramain kota yang panas masih sempat juga menyempatkan diri berbuat onar lelaki bertopi itu menganbil dompet dari tas seorang ibu-ibu yang menggendong anak.Dia pergi ke arah belakang terminal ku menghampirinya.
Segar =hi...
Adit = sapa loe...
Segar =goe tau loe.
Adit =heegh...sorry gak ada waktu buat loe.
Segar =gua tau loe ambil dombet ibu yang duduk di bangku itu.
Adit melihat ke arah ibu yang aku maksudkan.
Adit = terus loe mau apa?
Segar =balikin dong.
Adit =hari gini mau jadi pahlawan..mampus dulu loe.
Aku tersenyum melihatnya,tangan ku juga sudah tidak sabar ingin berbicara padanya.rasanya sudah lama tangan ku untuk diam.BHOOK...........! Jatuh juga tangan kananku ke pipi dia, pukulanku membuat pipinya langsung lebam.ku ambil dombet lalu ku pergi meninggalkannya. ku hampiri ibu itu dan mengembalikan dompetnya. Manisa melihatku wajahnya tersenyum mengacungkan jempol.
* * * * *
Sedang asik-asiknya makan satay dirumah Laris pulang dengan mukanya panas merah,mungkin lagi ada masalah dengan cowoknya.mondar-mandir mengganggu nikmatnya makan.''biar kak....(manisa berbisik kepadaku).

Seperti yang ku duga akhirnya Sari menemuiku sendiri,malam itu ku bersama Putri sedang coba menulis puisi di tengah-tengah malam.
Sari = segar,gua mau ngomong sama loe.
Segar= loe datang juga.
Sari =gua cuma mau nasihatin loe,hati-hati nyawa loe terancam.
Putri =maksud loe apa?
Sari =tadi siang loe bikin gara-gara kan mukul orangnya Alex.
Putri =serius loe Gar..?
Segar =kenapa mesti takut,nyawa gua ada yang beri kalau yang beri mau nyawa gua lagi ya
tinggal ambil aja.
Sari =mending loe pergi dari jakarta sekarang juga.
Sedikit pun aku tidak peduli omongan sari.dia hanya mengucapkan peringatan saja untuku bukan yang lebih seperti yang ku harapkan.Terus dia pergi..hilang bersama malam. sungguh kenyataan orang bisa berubah dratis setelah menginjak jakarta.Ada apa sih dengan jakarta, mimpi-mimpi sejuta harapan tapi kebanyakan apa yang di dapat,semu....!

No comments:

Post a Comment

Terima kasih.