Wednesday, February 24, 2010

MELIHAT JAKARTA

suasana malam yang gerimis,sepi sunyi hanya sepintasan saja orang yang lewat itupun orang-orang pinggir jalan. aku duduk memegang hp sambil ku putar-putar. nafasku simpan untuk hari yang mungkin akan menjemput.aku masih belum tahu apa yang harus ku lakukan esok hari cuma ku bisa menunggu sisa-sisa malam ini.seorang anak kecil tersenyum melihatku. aku tutup wajahku dengan kerudung ku.
rumah yang hanya tingginya pas sekepalaku juga tidak terbentuk isi dalamnya, ku masih bisa bersyukur seandainya ku memiliki rumah seperti ini bila dibandingkan dengan rumah yang besar tapi bukan milik sendiri.
Manisa =kakak tidur di kamar saya biar saya tidur di luar.
Segar =ngak dik kamu tidur sama kakak saja yah.
Manisa menganggukkan kepala.

lintasan kereta api menyumbat kedua telingaku.tidak bisa ku bayangkan jika harus tinggal di daerah laluan kereta api terus,apa bisa tahan.
Manisa = nggak bisa tidur yah kak?
Segar = belum terbiasa dik.
Manis =pasti nanti juga terbiasa kak kalau udah lama disini.
Aku tersenyum melihat awang-awang atap yang robek,cahaya bulan dapat ku pandang menemani lelah lajuku. aku juga tak yakin dengan ucapan manisa apa ku bisa terbiasa bila lama
disini.sebenarnya ku punya tujuan lain ke jakarta.
* * * * * * *

Naik bus jurusan ke Kroya dari Cilacap amat penuh jam-jam segini,ada pemuda yang baik hati memberikan tempat duduknya melihat ku dengan bawaan tas yang lumayan berat.
''silahkan duduk mba''.
''oh,makasih mas...''
Ku tidak sabar lagi untuk bertemu dengan ibu yang juga pasti ingin melihatku setelah lima tahun tidak bertemu. semua rasa bertemu jadi satu dalam kalbuku,bagaimana rasanya suasana rumah, kampung halaman semenjak ke perantauan tidak pernah ku lihat indahnya desa ku tercinta. ada waktu yang memisahkan ada waktunya jua mengembalikan.

belum sempat ku sampai ke rumah,di ujung jalan setapak tetanggaku pak Diman menyapaku walau dia agak-agak lupa denganku.
Segar = apa kabar lik,piye kabare?
Diman= koe segar apa yah?
Segar= iya lik...
Diman= kapan bali...?
Segar=tembe bae....
Diman=lah koe wis ngerti nek umahe wis di dol nang mamak mu.
Aku have no idea dengan yang dikatakan oleh pak diman itu. tapi setelah ku buktikan sendiri memang benar rumah sudah pindah nama kepada orang lain. andai saja ku tidak punya iman pasti ku langsung drop. tetangga hanya bisa melihat ku dan ada yang memberi semangat, ku juga tidak tahu harus ngomong apa dengan ibuku.

Dirumah temanku desa sarwadadi dapat kutemukan ketenangan. suasana sore yang boring adik dari temanku pergi memancing di kali depan rumah.
Lala = mba sini ikut mancing lah...
Segar =banyak ikannya meeeh....
Lala = akeh yutu mba.
Daripada tidak ada yang ku pegang untuk kesibukan ku ikut saja mancing. sebenarnya kenapa orang hobi memancing apa untuk melatih kesabaran,tapi mungkin benar untuk melatih kesabaran,ya walaupun lama mendapat ikan tapi orang tetap bersabar,bila di samakan dengan kehidupan manusia ternyata tidak ada bedanya,coba deh di renungkan.
malam tiba nampak sepi di tengah desa yang terpencil jauh dari kota besar. temanku Deka sedang menyusui anaknya yang baru berumur enam bulan.
Segar = nggak keri Dek?
Deka =coba sendiri ngemben.
Ku hanya tersenyum,belum ku bayangkan gimana rasanya menyusui. bu Karti menyuguhkan gedang goreng yang masih hangat baru saja di entas dari wajannya.
Bu karti= mau ke jakarta ngapain?
Huufzz....pisang goreng jatuh ku pegang.
Bu karti=hidup di jakarta panas,kalau kamu tidak punya iman bisa-bisa kamu jatuh seperti
pisang goreng itu.
Segar =makanya bu,harus hati-hati pegang pisang goreng yang masih panas.
Lala = betuuul ituuuuu................!

Sama seperti kusadar atau tidak ku sudah di dalam gerbong kereta api.i'm broken home,tapi ku bukan broken iman. entah apa nti di jakarta aku pun tidak tahu persis mau ngapain disana,yang penting ku jalan di atas tanah yang rawan tapi tidak berbahaya. Masih ada cinta dan iman di hatiku.apa bedanya ku dengan orang-orang yang di pinggir jalan itu,tidak punya rumah,keluarga tidak jelas,kemana tempan meluah rasa,jawabnya hanya satu yaitu kepada Yang Kuasa.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih.