Cicik Subandini: “Anung D’Lizta, memang songong sitik, somplak
kadang-kadang dan keras kepala juga ono. Apa adanya malah kadang terlalu, kalau
buat orang yang nggak ngerti sifatnya mesti langsung tersinggung. Berbakat, telaten, tanggung jawab dan punya
prinsip, juga ringan tangan.” [Pernah menjuarai beberapa event di grup PDSM]
Mengenalmu adalah
anugerah. Dari teman dan teman hingga saling mengenal dengan sebutan teman,
entah itu nyata atau bukan. Atau bahkan hanya sekadar teman maya belaka. Namun
ada darimu yang ingat dalam relung hatiku. Ketika tahun berganti tahun selama
melihat rupamu nan tidak begitu ayu. Tetapi ada parasmu yang menunjukkan daya
tarikanmu. Adalah kamu yang apa adanya kamu dalam berteman denganku.
Bisa dibilang bangga
atau GR-aku selama ini memperhatikan jalan kariermu sebagai TKW Singapura juga
penyanyi. Ah, kalau ingat dulu-dulu, dia adalah jebolan dari grup facebook
kecil yaitu Pahlawan Devisa Singapura dalam bidang menyanyi. Kini namamu
semakin melebar seantreo dunia maya. Bakatmu terasah dan semakin tajam, tak
pantang perjuangan.
Berkat keberanian serta
bakat yang mumpuni berbagai audisi menyanyi lebih luas lagi, kamu jalani.
Alhamdulillah, banyak kesempatan yang diraihnya. Dari audisi Home Got Talent
sesi ke-3, FAST We Got Talent Too, dan juga Audisi Fiesta Post Tki, yang lalu
mengantarkanmu pada tingkat lebih jauh lagi. Go masuk teve Suria. Bahkan aku
juga mengiringi perjalananmu itu.
Selain menyanyi, yang
kuingat darimu adalah prasasti yang pernah kamu ukir dalam buku MSB. Meski kini
jarang melihatmu melukis kanvas putih, dan di situlah aku merasakan kehilangan
teman sepertimu. Semakin jarang melihatmu menari jemari, aku merasa tak
mengenalimu lagi. Kamu semakin jauh berlayar hingga waktu tak menyempatkanmu
mampir walau sebentar.
Tapi tidak mengapalah,
asalkan ada bagian cerita yang indah di antara kita maupun duka, dalam hatiku
sangat merasa kehilanganmu tapi bayangmu senantiasa ada membingkai. Terima
kasih telah menjadi teman baikku di Singapura.
GUMAMANKU
Apa ini...?
Bagaimana ini ...?
Ada yang hilang darimu
Pertiwiku
Tak lagi sama
Dulu,
Kain batik
Kain ikat
Kain songket
Kain gringsing
Satu ikatan
Menyatu dalam perbedaan
Terayomi kehangatan
pelukan para TNI
Bangsapun dengan gagah
Tiada gentar
Tak hanya
mengumandangkan
Namun menerapkan isi
Sumpah Pemuda
Bukan hanya hafalan
anak-anak Sekolah Dasar saja
Apa ini ..?
Bagaimana ini ..?
Hanya mampu
bertanya-tanya
Dalam bilik sempit
Diatas ranjang bobrok
Berselimutkan batik
lusuh
Peninggalan nenekku
Apa ini ..?
Bagaimana ini ..?
Singapura , 26 Oktober
2014
~**~
GOYANGAN JAMU METAL
PENULIS: CICIK SUBANDINI
Dingin masih terasa menusuk tulang, disaat aku
turun dari angkutan umum jurusan Ambarawa - Bandungan. Kugendong bakul jamuku,
melangkah dengan penuh harap, jamuku laris dan bisa pulang cepat.Terbayang
wajah putriku yang masih belum genap 1 tahun. Penyemangat hidup, yang membuat
kakiku tak lelah 'tuk melangkah. Dengan bersenandung kecil,aku memasuki kampung
dimana aku biasa berkeliling menjajakan daganganku. Ada juga keuntungan
mempunyai hobby menyanyi, setidaknya bisa menghibur diri sendiri. Langkahku dan
senandungku serentak berhenti, disaat aku mendengar suara memanggilku.
"Dik, Jamu..!! "
[Buku Membangun Semangat Berkarya-2015]
#Ahh, aku rindu goresan jemarimu. Mohon maaf lahir dan batin. []
No comments:
Post a Comment
Terima kasih.